Weleri adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah. Yang terletak diujung sebelah barat Kabupaten Kendal, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Batang.
Weleri merupakan satu dari 20 kecamatan di Kabupaten Kendal, memiliki Luas wilayah mencapai 30,29 km2, yang sebagian besar digunakan sebagai lahan pertanian.
weleri juga merupakan jalur yang dilalui jalan daendels atau Soekarno hata, yang terbentang dari anyer sampai panarukan sehingga menjadikan kota kecil ini sebagai jalur perdagangan segitiga emas, dari Jakarta-semarang-surabaya dan jalur Jakarta-temanggung-magelang-jogjakarta.
Dari jalur perdagangan segitiga emas inilah, faham Muhammadiyah mulai berangsur-angsur masuk ke weleri pada tahun 1930-1960.
paham Muhammadiyah mulai masuk di Weleri pada tahun 1930-1960. Ketika itu ada seorang guru utusan dari Yogyakarta yang bernama Kiai Raden Rahmat yang datang ke Weleri untuk mengajar di sekolah pemerintah yang dikenal dengan sekolah rakyat.
kemudian kiyai raden rahmat bertemu dengan kiyai raden margono yang hijrah dari solo ke weleri.
hingga pada suatu saat ketika mereka pulang dari salatiga, bertemulah mereka dengan kiyai rahmadi di temanggung ditengah perjalanan diatas kereta kuda / andong, dari pertemuan inilah mereka kemudian berbincang dan bercerita mengenai gerakan islam yang bernama Muhammadiyah.
Sesampai di weleri, kiyai raden Margono dan kiyai raden rahmat mengamalkan apa yang didapat
dari bertemunya dengan Kiai Rahmadi. Dengan cara mendirikan pengajian, dan masyarakat sekitar menerima dengan antusias mengikutinya.
dengan ruh pengajian ini Semakin lama Muhammadiyah Weleri semakin berkembang hingga sekarang.
Dari sinilah Muhammadiyah cabang Weleri, secara resmi berdiri sejak tahun 1938 yang merupakan cabang dari Semarang. dikarenakan muhammadiyah tingkat daerah di kabupaten kendal belumlah berdiri.
Muhammadiyah Weleri Resmi menjadi Cabang bagian dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Kendal pada tahun 1960, dengan memiliki empat pimpinan ranting pada masa itu, Yang dipelopori oleh tokoh ulama karismatik yaitu kiyai rahmadi, adalah ranting karangdowo, ranting penyangkringan, ranting penaruban dan menyusul kemudian ranting weleri.
Dengan Ruh/spirit Pengajian yang dipelopori oleh Kiyai Rahmadi, lahirlah kekuatan Gerakan jama’ah Muhammadiyah Weleri, sehingga bermunculan kader-kader baru ditiap-tiap ranting yang ada pada saat itu. Lahirnya kekuatan Gerakan jamaah ini, menjadikan Gerakan dakwah jamaah Muhammadiyah weleri berkembang semakin pesat.
Terlebih paska mengemukanya konsep Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah Pada Muktamar ke 37 tahun 1968 di Jogjakarta, dakwah Muhammadiyah Weleri semakin menunjukkan jati dirinya.
Bangkitnya semangat Gerakan jamaah pada masa itu, melahirkan Gerakan filantropy Muhammadiyah weleri yang mampu memberikan manfaat dan maslahat kepada Masyarakat secara umum, Terbukti hampir semua Amal Usaha Muhammadiyah di weleri berdiri atas wakaf para anggotanya.
Dari 7 Taman Kanak-kanak ‘aisyiyah Bustanul Athfal 5 diantaranya adalah wakaf, kemudian disusul dengan SD dan MI Muhammadiyah keduanya adalah wakaf, Lalu SMP, MTS hingga SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah Muhammadiyah kesemuanya adalah wakaf. Termasuk juga Panti asuhan yatim baik putra maupun putri dan 7 Masjid wakaf dan 8 Musholla wakaf dari 9 Musholla yang ada.
Sehingga total Amal Usaha Muhammadiyah Cabang Weleri diluar Pengajian berjumlah 37 Amal Usaha yang tersebar diberbagai Ranting cabang weleri.